Asy Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Haidan, Tangis Rasulullah
Shalallahu’alaihi Wassallam serupa dgn tertawanya tidak tersedu-sedu dan
tidak berteriak-teriak seperti halnya tertawanya Beliau tidaklah
terbahak-bahak namun kedua matanya berlinang hingga meneteskan air mata
terdengar pada dada Beliau desis napasnya.Terkadang tangisan Beliau
sebagai bentuk ungkapan kasih sayang terhadap orang yang meninggal atau
pula sebagai ungkapan rasa kekhawatiran dan belas kasih terhadap umatnya
dan kadang karena rasa takut kepada Allah atau ketika mendengar Al-Qur’an.
Yang seperti itu adalah tangisan yang timbul dari rasa rindu cinta dan
pengagungan bercampur rasa takut kepada Allah.{Zadul Ma’ad
1/183}.
Abdullah bin Mas’ud menuturkan Rasulullah Shalallahu’alaihi
Wassallam bersabda: Bacakan untukku. Lalu katakan: Wahai Rasulullah
Shalallahu’alaihi Wassallam aku baca untuk engkau padahal Al-Qur’an turun
kepadamu? Beliau berkata: Ya Sesungguhnya saya ingin mendengarkannya
dari selainku. Lalu aku baca surat An-Nisa’ hingga sampai ayat : Maka
bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seseorang saksi dari tiap-tiap
umat dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu. Beliau
lantas berkata: Ya cukup. Tiba-tiba air mata Beliau menetes. Demikian
pula Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam pernah menangis ketika
menyaksikan salah satunya cucunya yang nafasnya sudah mulai terputus-putus
dan ketika putra beliau Ibrahim meninggal air mata Beliau menetes karena
belas kasih Beliau kepadanya. Beliau Shalallahu’alaihi Wassallam
menangis ketika meninggalnya Ustman bin Madh’un Beliau menangis ketika
terjadi gerhana matahari lantas Beliau shalat
gerhana dan beliau nienangis dalam shalatnya kadang pula Beliau
menangis di saat menunaikan shalat malam.Diriwayatkan dari Tsabit
Al-Bunaniy dari Muthorrif dari bapaknya berkata: Saya menjumpai Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam sedang dalam keadaan shalat terdengar dalam perut beliau Al-Aziz maksudnya Beliau sedang menangis.
{HR Ahmad An-Nasa-i dan Abu Dawud serta Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab
dan dishahihkan oleh Al-Albani 8 AI-Fath Ar-Rabbani 4/111.}Al-Aziz adalah
rintihan dalam perut dalam arti lain suara tangis. Al-Mirjal dengan
dikasroh mimnya adalah bejana yang difungsikan untuk mendidihkan air yang
terbuat dari besi kuningan atau batu.
Disebutkan dalam Al-Fath Ar-Rabbaniy: Makna ucapan tersebut adalah
bahwa isi perut nabi Shalallahu’alaihi Wassallam mendidih dari sebab Beliau menangis dari rasa takut kepada Allah. Terdapat dalam suatu riwayat bahwasanya Beliau Shalallahu’alaihi
Wassallam mengatakan: Beberapa surat telah membuatku beruban seperti
surat Hud Al-Waqi’ah Al Mursalaat Amma Yatasa’alun dan surat Idzassyamsyu
Kuwwirat. Adalah bacaannya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bisa
membelah hati seseorang sebagaimana tertera dalam Ash-Shahihain dari
Jubair bin Muth’im ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shalallahu’alaihi Wassallam membaca surat Ath-Thur dalam shalat maghrib
tidaklah aku mendengar suara yang paling bagus dari beliau. Dalam sebagian
riwayat lain : Maka tatkala aku mendengar beliau membaca: Apakah mereka
diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yg menciptakan? Lantas ia
mengatakan: Hampir saja jantungku terbang. Berkata Ibnu Katsir Ketika
Jubair mendengar ayat tersebut ia masih musyrik menganut ajaran kaumnya
ia datang di saat terjadinya penebusan tawanan perang setelah perang
badar. Maka cukuplah bagi kamu dengan orang yang bacaannya punya pengaruh
terhadap orang yang getol kepada kekafirannya dan itulah yang menjadi sebab
ia mendapatkan hidayah oleh karena itu sebaik-baik bacaan adalah yang muncul
dari kekhusyukan hati. Thawus berkata: manusia yang paling bagus suaranya
dalam membaca Al-Qur’an adalah yang mereka paling takut kepada Allah.Dinukil
dari buku : Air Mata Iman Kisah-kisah Salafus Shaleh saat Membaca Al
Qur’an Penerbit : Qaulan Karima Purwokerto Judul Asli : Al-Buka’ ‘Inda
Qiraatil Qur’an
sumber : file chm Darus Salaf 2